Ayatayat Al-Quran tentang Ikhlas: QS. Al-A'raf: 29 Ilustrasi. foto: unplash. Sungguh, kami takut akan (azab) Tuhan pada hari ketika orang-orang berwajah masam lagi penuh kesulitan." (10) Maka Allah melindungi mereka dari kesusahan pada hari itu dan memberikan keceriaan dan kegembiraan kepada mereka. (11) Dan Dia memberi balasan berupa Abstract Sebagai tujuan penelitian adalah Untuk memaparkan konsep Takut akanTUHAN berdasarkan kitab Amsal, Untuk menjelaskan manfaat dari TakutakanTUHAN. Dan Untuk menjelaskan implementasinya dalam kehidupan Kekristenansetiap metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatifyaitu metode penelitian Kepustakaan library research, terhadap berbagai sumberdata antara lain Alkitab, tafsiran-tafsiran kitab Amsal dan buku-buku yangmembahas tentang Takut akan TUHAN serta penulis menggunakan metode disusun secara deskriptif untuk mencapai sasaran dan tujuan penelitian ini, ditemukan hasil bahwa Kekristenan seharusnya hidupberdasarkan takut akan TUHAN dengan menyadari akan kemahakuasaan-Nya,kekudusan-Nya, kemahahadiran-Nya dan kemahatahuanNya dalam setiap aspekkehidupan manusia lewat tindakan dan perilaku manusia. Banyak hal dalam duniaini yang akan membuat manusia merasa takut dan gentar, baik itu ketakutanterhadap sesamanya manusia maupun ketakutan terhadap hal-hal yang TUHAN merupakan suatu perasaan takut yang positif bukan TUHAN bukan seperti perasaan takut yang dialami oleh manusiaterhadap hal-hal yang biasa, tetapi takutakan TUHAN merupakan penghormatanmanusia terhadap TUHAN.
Hanyadengan takut kepada Allah kita dapat sungguh-sungguh mengasihi Dia. Dan, bila kasih itu bertumbuh, barulah kasih itu dapat menjamin bahwa rasa takut kita kepada Allah adalah rasa takut yang benar --MRDII To fear the Lord means giving Him Our reverence, trust, and awe, Acknowledging His sovereignty, Submitting to His law --Hess
Bacaan Filipi 21-11 Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; - Filipi 23 Sebuah baut kecil bersama ribuan baut seukurannya dipasang untuk menahan lempengan-lempengan baja di lambung sebuah kapal besar. Saat melintasi samudera Hindia yang ganas, baut kecil itu terancam lepas. Hal itu membuat ribuan baut lain terancam lepas pula. Baut-baut kecil lain berteriak menguatkan, "Awas! Berpeganglah erat-erat! Jika kamu lepas kami juga akan lepas!" Teriakan itu didengar oleh lempengan-lempengan baja yang membuat mereka menyerukan hal yang sama. Bahkan seluruh bagian kapal turut memberi dorongan semangat pada satu baut kecil itu untuk bertahan. Mereka mengingatkan bahwa baut kecil itu sangat penting bagi keselamatan kapal. Jika ia menyerah dan melepaskan pegangannya, seluruh isi kapal akan tenggelam. Dukungan itu membuat baut kecil kembali menemukan arti penting dirinya di antara komponen kapal lainnya. Dengan sekuat tenaga, ia pun berusaha tetap bertahan demi keselamatan seisi kapal. Sayang, dunia kerja seringkali berkebalikan dengan ilustrasi di atas. Kita malah cenderung girang melihat rekan sekerja "jatuh", bahkan kita akan merasa bangga apabila kita sendiri yang membuat rekan kerja gagal dalam tanggung jawabnya. Jika itu dibiarkan, artinya perpecahan sedang dimulai dan tanpa sadar kita menggali lubang kubur sendiri. Apa yang disebut gaya hidup seorang Kristen seakan tidak berlaku di tempat kerja. Padahal setiap tindakan yang kita lakukan akan selalu disorot oleh Sang Atasan. Bagaimana sikap kita dengan rekan kerja? Mungkin saat rekan kerja menghadapi masalah, kita menganggap itu risiko yang harus ia hadapi sendiri. Tapi sebagai tim, kegagalan satu orang akan selalu membawa dampak pada keseluruhan. Jadi mengapa kita harus saling menjatuhkan? Bukankah hasilnya tentu jauh lebih baik jika kita saling mendukung dan bekerjasama menghadapi persoalan? Kristus mengajarkan bahwa kita adalah satu tubuh. Jika satu anggota mengalami masalah, yang lainnya harus mendorong dan menguatkannya. Jangan sampai masalah yang dialami rekan kerja malah membuat kita senang. Tapi baiklah kita berseru, "Berpeganglah erat-erat! Tanpa kamu, kami akan tenggelam!" Kegagalan atau kesuksesan rekan sekerja akan selalu mempengaruhi diri kita juga FRom Renungan harian Spirit
IlustrasiKhotbah Tentang Hari Pentakosta. Jun 29, 2021. Khotbah Minggu 20 Mei 2018 - Pentakosta. Renungan Hari Raya Pentakosta: "Utuslah Roh-Mu ya Tuhan, dan jadi baru seluruh muka bumi" - KomKat KWI. Hari Pentakosta (Hari Turunnya Roh Kudus) ~ Timothy Saragi. Belajar dari Hari Pentakosta - Renungan Kristen.
Pertanyaan Jawaban Bagi orang yang tidak percaya, takut akan Allah adalah takut kepada penghakiman Allah dan kematian kekal, yang merupakan pemisahan untuk selama-lamanya dari Allah Lukas 125; Ibrani 1031. Bagi orang percaya, takut akan Allah lebih mengenai sesuatu yang sama sekali berbeda. Rasa takut dari orang-orang percaya adalah rasa hormat kepada Allah. Ibrani 1228-29 adalah gambaran yang baik untuk hal ini. “Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.” Rasa hormat dan takjub inilah arti dari “takut akan Allah” bagi orang-orang Kristen. Inilah faktor yang memotivasi kita untuk berserah pada sang Pencipta alam semesta. Amsal 17 mengatakan, “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, ….” Kecuali kalau kita memahami siapakah Allah itu, dan mengembangkan rasa takut yang penuh hormat kepadaNya, kita tidak akan memiliki kebijaksanaan yang sejati. Ulangan 1012, 20-21 mencatat, “ "Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. … Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah. Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu, yang telah melakukan di antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri.” Takut akan Allah adalah dasar bagi kita untuk mengikuti jalanNya, melayani Dia, dan, terutama, mengasihi Dia. Banyak yang memiliki kecenderungan untuk merendahkan bobot dari “takut akan Allah” bagi orang percaya sebagai sekedar “menghormati” Allah. Walaupun rasa hormat jelas termasuk dalam konsep takut akan Allah, namun takut akan Allah lebih dari itu. Bagi orang percaya, rasa takut akan Allah, yang alkitabiah, termasuk memahami betapa besar kebencian Allah terhadap dosa, dan takut akan penghakimanNya terhadap dosa – juga dalam hidup orang percaya. Ibrani 125-11 menggambarkan disiplin Allah bagi orang percaya. Sekalipun hal itu diakukan dalam kasih Ibrani 126, hal itu tetaplah menakutkan. Hal yang sama juga berlaku dalam hubungan kita dengan Allah. Kita perlu takut akan disiplin dariNya, dan karena itu berusaha menghidupi kehidupan kita dengan cara yang berkenan kepadaNya. Orang-percaya tidak merasa “ketakutan” kepada Allah. Tidak ada alasan bagi kita untuk merasa ketakutan kepadaNya. Kita memiliki janjiNya bahwa tidak ada sesuatupun yang dapat memisahkan kita dari kasihNya Roma 838-39. Kita memegang janjiNya bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkan kita atau mengabaikan kita ibrani 135. Takut akan Allah berarti memiliki rasa hormat hingga berdampak kepada cara hidup kita. Takut akan Allah lebih mengenai menghormatiNya, tunduk kepada disiplinNya, dan menyembahNya dengan takjub. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apa artinya “takut akan Allah”?
Takutakan Tuhan berarti menunjukkan sikap hormat, menjunjung tinggi, menundukkan diri kepada kemahakuasaan Allah dan mentaati perintah-perintah-Nya. TUHAN adalah sumber hikmat tertinggi, karena itu setiap orang perlu datang kepada sumber hikmat supaya menjadi orang yang berhikmat, hidup bijaksana, bermoral tinggi dan selaras dengan kehendak Tuhan. “Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!” Mazmur 1281 1. Lembaga Alkitab Indonesia LAI memberi judul Mazmur 1281-6 ini dengan “Berkat atas keluarga”. Mendiskusikan, membicarakan dan menelaah kehidupan keluarga saat ini menjadi sesuatu yang hangat. Hangat karena ternyata pokok ini terus menerus menjadi sesuatu yang tiada putus-putusnya untuk dibicarakan, baik di seminar-seminar, di media cetak dan elektronik. Apa sebab? Karena memang kebahagiaan yang dimaksud dalam Mazmur ini masih terus menjadi pergumulan, cita-cita dan harapan semua orang. Semua orang memang benar-benar mengidamkan suatu hubungan keluarga yang harmonis yang didasarkan kepada kasih. Dan memang hal ini harus menjadi perhatian kita semua, karena “kesehatan” keluarga akan menentukan “kesehatan” suatu masyarakat, bangsa dan dunia. Keluarga adalah sel terkecil dari masyarakat-negara-dunia. Kemajuan dan kemunduran hidup berkeluarga sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan kemunduran sebuah masyarakat-negara. Bila keluarga baik maka masyarakat-negara akan baik dan sebaliknya bila keluarga rusak maka masyarakat-negara pun sangat mungkin ikut rusak. Keluarga sangatlah sensitif terhadap gangguan baik yang datang dari dalam maupun yang datang dari luar keluarga itu sendiri. Kita dapat membaca dan melihat begitu banyak kekerasan yang terjadi di tengah-tengah keluarga oleh karena berbagai faktor. Seakan penyakit kanker’ ganas yang menyebar begitu cepat. Jumlah yang menjadi pelaku dan korban dari kekerasan itu semakin lama cenderung meningkat. Lalu pertanyaannya, apa yang harus kita lakukan agar kehidupan keluarga kembali menjadi sehat? Kita harus mempunyai pegangan, dasar yang kuat agar keluarga kita menjadi keluarga yang berbahagia, keluarga yang diberkati. Marilah kita lihat dalam Mazmur 128 1-6 ini, apakah sumber kebahagiaan itu? 2 “Takut akan Tuhan adalah sumber kebahagiaan” Banyak orang Kristen mempunyai persepsi yang salah tentang arti takut akan Tuhan. Kebanyakan orang Kristen mendefinisikan takut akan Tuhan dengan ketaatan melakukan perintah Tuhan karena rasa takut akan hukuman. Padahal rasa takut akan Tuhan yang benar harus lahir karena hubungan bukan karena takut akan hukuman. Kita seharusnya takut akan Tuhan bukan karena takut Tuhan marah bila kita tidak taat melainkan kita taat karena kita mengasihi Dia. Kekristenan bukanlah sebuah agama yang berisi sejumlah larangan dan perintah melainkan merupakan hubungan antara pencipta dan yang diciptakan; hubungan antara Bapa dan anak. Oleh karena itu, perlu sekali kita memahami apa itu arti kata “takut”. Alkitab menggunakan beberapa kata untuk mengartikan takut atau ketakutan. Yang paling umum adalah kata Ibrani “YIR’AH” dan “PAKHAD”, atau dalam bahasa Yunani “PHOBOS”. Ada perbedaan antara kata “YIR’AH” dan “PAKHAD”. “PAKHAD” yang berasal dari kata “PAKHADA” berarti takut, ketakutan. Ketakutan yang dimaksud adalah ketakutan negatif. Takut karena trauma sehingga timbul rasa benci kepada sesuatu atau kepada seseorang, dll. Sedangkan “YIR’AH” sebagaimana itu dipakai dalam Mazmur 11110, adalah takut dalam arti yang positif. Makna takut di sini adalah “kepatuhan pada Tuhan”. Ini adalah dampak dari pengenalan orang percaya akan Allah yang hidup. Menurut Martin Luther, orang biasa tidak akan mempunyai ketakutan yang didorong oleh penghormatan kepada Allah. Secara Alkitabiah, takut akan Tuhan berbicara tentang kekuatan, kebesaran, otoritas dan kekudusan Tuhan. Takut akan Tuhan adalah wujud ketakutan yang sehat. Artinya kita menghormati Dia, patuh dalam penghakimanNya atas dosa-dosa kita, berpegang pada Dia, mengenali Dia sebagai Tuhan yang absolut dan memuliakanNya. Takut akan Tuhan akan membawa kita lebih dekat pada Tuhan, bukan menjauh dariNya. Pada pihak lain, ketakutan ketaatan kepada Allah adalah pemberian Allah, yang memampukan orang takut sekaligus menghormati kekuasaan Allah, mentaati perintah-perintah Allah, membenci sambil menjauhkan diri dari semua bentuk kejahatan Yer. 3240; bnd. Kej. 2212; Ibr. 57. Saudara-saudara, takut akan Tuhan bukanlah merupakan sebuah karunia tetapi merupakan sebuah pilihan Amsal 129. Setiap kita mempunyai kehendak bebas untuk memilih mau hidup takut akan Tuhan atau tidak. Bila kita memilih untuk hidup takut akan Tuhan maka kita akan memiliki kehidupan dan kebahagiaan yang sejati. Sedangkan bila kita memilih untuk tidak hidup takut akan Tuhan maka hidup kita akan penuh kemalangan dan kesengsaraan, terutama bila badai goncangan itu datang menerpa. Yang manakah yang mau anda pilih? Maka sumber kebahagiaan setiap orang, baik secara pribadi maupun komunitas keluarga, kelompok, persekutuan, dll adalah apakah dia/mereka/kita takut akan Tuhan? Hal itu harus dimulai dari kehidupan pribadi yang benar di hadapan Tuhan, hidup takut akan Tuhan dan hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya. Marilah kita mulai dari diri sendiri, keluarga dan komunitas kita. 3. Berkat/kebahagiaan bagi orang yang takut akan Tuhan Ada upah bagi mereka yang takut akan Tuhan. Berkat di sini dipahami sebagai akibat atau konsekwensi dari pilihan hidup, yaitu takut akan Tuhan. Menurut Mazmur 128, berkat/kebahagiaan itu adalah Pertama, “memakan hasil jerih payah tanganmu”. Saudara-saudara, tidak semua orang di zaman ini dapat menikmati hasil jerih payahnya bekerja. Ada banyak alasan kenapa seseorang tidak dapat menikmati hasil jerih payahnya. Hal itu dapat saja disebabkan oleh karena sakit, atau mungkin umurnya singkat saja di dunia ini. Nas ini hendak mengungkapkan, dia yang mempunyai hubungan yang baik dengan Tuhan, di dalam pekerjaannya dia akan menikmati hasil dari pekerjaannya tersebut. Maka dapat kita katakan, bukan soal jenis dari pekerjaaannya yang utama tetapi kualitas hubungannya dengan Tuhan. Bila seseorang tidak mempunyai hubungan yang baik dengan Tuhan, maka jangan harap bahwa dia akan dapat menikmati hasil dari jerih payahnya. Tetapi hubungan baik takut akan Tuhan menghantar seseorang dengan sejahtera menikmati hasil jerih payahnya. Maka tepatlah firman Tuhan yang tertulis dalam Matius 633 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”. Kebahagiaan tidak ditentukan oleh jenis pekerjaannya tetapi kualitas dari hubungannya dengan Tuhan. Maka takut akan Tuhan haruslah menjadi prioritas utama orang Kristen, “carilah TUHAN, maka kamu akan hidup Amos 56. Bekerja dengan mengutamakan ketundukan kepada Tuhan maka dia akan menikmati hasil jerih payahnya. Kedua, “berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!” Nah, kesempatan menikmati hasil jerih payah adalah kebahagiaan itu sendiri. Kebahagiaan yang mungkin tidak dimiliki oleh semua orang. Kata “berbahagia” menunjuk kepada sesuatu yang berkecukupan, berbahagia bukan karena kemakmuran tetapi berkecukupan dan baik keadaannya. Artinya, apa yang dinikmati itu benar-benar berkat dalam pandangan Alkitab, menikmatinya dengan rasa senang dan penuh ucapan syukur. Sungguh indah hidup yang dapat menikmati hasil jerih payah tanpa rasa takut tetapi dengan berbahagia dan baik keadaannya, ada damai sejahtera. Berapa banyak orang yang secara sembunyi-sembunyi memakai apa yang didapatkannya, sampai-sampai uang yang didapatkan pun harus disimpan di rekening orang lain. Wujud ketidaktakutan kepada Tuhan akan terlihat juga bagaimana dia menikmati apa yang ada padanya. Oleh karena itu saudara-saudara, sekali lagi, bukan apa yang kita dapatkan yang paling utama tetapi apakah kita mendapatkannya dalam sikap takut, hormat dan mempermuliakan Tuhan. Ukuran kebahagiaan bukanlah harta, tetapi sukacita dalam iman percaya kepada Tuhan. Bukankah yang kita harapkan dalam kehidupan kita adalah justru kebahagiaan dan sukacita? Kalau memang itu, maka rahasianya adalah TAKUTLAH AKAN TUHAN. Ketiga, “Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu” Lihatlah dampak yang terjadi dari seorang kepala keluarga suami yang takut akan Tuhan. Dampaknya bukan hanya terlihat dari apa yang dinikmati, tetapi isteri juga akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan. Pohon anggur, pohon yang lemah tidak kuat, yang mudah patah. Namun bila pohon anggur ini dipelihara dengan baik, yang carang-carangnya diikatkan pada dinding rumah, itulah pohon anggur yang paling baik karena terlindung dari angin dan disiram dengan teratur. Seorang kepala keluarga yang selalu memberi pupuk dan secara teratur “menyiram” anggota keluarga dengan sikap takut akan Tuhan, maka isterinya pun akan menjadi berkat dan kebahagiaan, wanita yang menyenangkan hati suaminya sehingga suasana rumah damai dan nyaman. Maka suami-suami, jadilah orang yang hidup benar di hadapan Tuhan dan memenuhi tanggungjawab sebagai kepala keluarga. Persoalan terbesar pada saat ini adalah begitu banyaknya suami yang tidak bertanggungjawab, yang tidak hidup benar di hadapan Tuhan, yang menyianyiakan waktu dan kesempatan yang diberikan Tuhan. Seorang suami haruslah menjadi teladan kepada isterinya, terutama dalam sikap takut akan Tuhan. Keempat, “anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!” Anak-anak dari seorang ayah yang takut akan Tuhan, digambarkan seperti tunas pohon zaitun. Itu berarti yang mudah berkembang dan memberikan minyak pada waktunya lih. Tunas itu tidak akan jauh dari pohonnya, tetapi dekat dan menyatu dengan pohonnya. Ada ungkapan “like father like son” bhs. Batak “ndang dao tubis sian bonana”, menggambarkan bagaimana seorang ayah berperilaku dan bersikap, anak-anaknya juga akan mirip dengannya tindakan ayahnya. Maka kalau seorang ayah adalah orang yang tidak takut akan Tuhan, maka anak-anak juga akan mencerminkan sikap dan perilaku yang sama. Maka berhenti dulu untuk memarahi kenakalan anak-anakmu di rumah, coba periksa diri, mana tahu sikap, pengajaran ayahnya yang salah. Jangan dulu menghakimi anak-anak akan kejahatan yang dilakukannya, mana tahu kenakalan yang sama juga masih dilakukan ayahnya. Saudara-saudara, rumah tangga akan harmonis seperti harmonisasi alunan musik apabila pemimpin keluarga kepala keluarga mampu menjadi imam, yang menjadikan istrinya seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahnya, dan anak-anaknya seperti tunas pohon zaitun yang akan berkembang dengan baik. Oleh karena itu, hendaklah kita menjadi orang-orang yang takut akan Tuhan, serta berjalan menurut jalan yang ditunjukkanNya. 4. “Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN” Saudara-saudara, rezeki yang mencukupi dan keluarga besar yang harmonis bukan jasa seseorang, melainkan berkat Tuhan, yang diberikanNya kepada orang yang mengaku kepada petunjukNya lih. Kepala keluarga yang mengikuti petunjuk Allah dan sehari-harinya hidup sesuai dengan firman yang dicari dan didengar dalam ibadah pasti diberkati dalam rumah tangganya dan menjadi berkat dalam masyarakat luas. Oleh karena itu, janganlah semata-mata seorang ayah mewariskan harta duniawi kepada keluarganya, tetapi pengajaran, teladan, sikap dan perilaku sebagai seorang yang takut akan Tuhan, mewariskan iman percaya. Seorang ayah yang telah mendapatkan berkat maka demikianlah berkat itu akan mengalir kepada seluruh anggota keluarganya. Namun sebaliknya juga berlaku, seorang ayah yang dihukum Allah karena perbuatannya yang tidak hormat kepadaNya, maka anak-anaknya juga akan merasakannya, sampai keturunan yang ketiga dan keempat Walaupun dapat saja terjadi, bila setiap orang mau kembali kepada kehendak Tuhan, hubungan itu akan pulih kembali. 5. “supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu” Tuhan akan mencurahkan berkat-Nya atas rumah tangga yang menjaga kebenaran hidupnya di hadapan Tuhan, sehingga kebahagiaan sejati menjadi bagian dari kehidupan mereka. Menyaksikan kebahagiaan di dalam rumah yang takut akan Tuhan seumur hidup. Kata “seumur hidup” menyatakan bahwa tahapan kehidupannya adalah penyertaan Tuhan, dan itu akan dirasakannya sampai akhir hidupnya, menyaksikan dan melihat perbuatan tangan Tuhan. 6. “Dan melihat anak-anak dari anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel” Kalau seseorang sudah sampai kepada tahap mempunyai cucu, maka panjanglah umurnya. Bayangkan saja saudara, kesempatan melihat cucu diberikan oleh Tuhan, alangkah bahagianya. Marilah saudara-saudara, menjadikan kehidupan ini penuh dengan berkat dan kebahagiaan, dan tentu, sekali lagi rahasianya adalah TAKUTLAH AKAN TUHAN. Amin. Pdt. Tumpal H Simamora Ilustrasi Mengenai pertumbuhan gereja di Korea. Mazmur 55:23 "Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah." 1 Petrus 5:6-7 "Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala Kata-kata pembuka Apakah penting untuk takut akan Tuhan? Ya, sangatlah penting. Hanya mereka yang takut akan Tuhan yang bisa diberkati Tuhan. Sama seperti Ayub, dia takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Dia membenci pesta anak-anaknya dan sering berdoa dan mempersembahkan korban bakaran untuk mereka. Ketika Iblis mencobai dia, dia mampu berdiri teguh dalam kesaksian untuk memuaskan Tuhan. Sejak itu, dia menjadi manusia yang bebas, tidak lagi diganggu oleh Iblis, dan hidup dalam berkat Tuhan. Bacalah ayat-ayat alkitab berikut dan rekomendasi terkait tentang takut akan Tuhan. Semoga Anda mendapat pencerahan dan dorongan darinya. Ayub 11 "Ada seorang laki-laki di tanah Us, yang bernama Ayub; dan ia adalah orang yang tak bercela dan jujur, ia takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan". Ayub 120-21 "Lalu Ayub bangun, mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian tersungkur dan menyembah, katanya 'Dengan telanjang aku keluar dari rahim ibuku, dengan telanjang aku juga akan kembali ke situ Yahweh yang memberi, Yahweh juga yang mengambil; terpujilah nama Yahweh'" Mazmur 11110 "Takut akan Yahweh adalah permulaan hikmat; semua orang yang melakukan perintah-Nya berakal budi yang baik puji-pujian kepada-Nya untuk selama-lamanya". Lagu Pujian Firman Tuhan alan yang Diperlukan untuk Takut Tuhan dan Jauhi Kejahatan I Takut Tuhan tak berarti takut tanpa arti, menghindar, memberhalakan, takhayul. Takut Tuhan berarti kagum, percaya, hormat, paham, peduli dan taat. Ialah pengabdian, kasih, penyembahan total, balas budi, berserah tanpa mengeluh. II Tanpa pengenalan s'jati 'kan Tuhan, manusia tak dapat pahami, tak peduli, dan tak taat, tapi takut dan gelisah, penuh ragu dan salah paham, cenderung ingin menghindar. Tanpa pengenalan s'jati 'kan Tuhan, tiada pengabdian dan balas budi; manusia tak miliki penyembahan, penyerahan sejati, hanya pemberhalaan buta, tak lebih dari takhayul kosong. III Tanpa pengenalan sejati 'kan Tuhan, tak bisa takut Tuhan, jauhi kejahatan. Tapi, mereka akan penuh pemb'rontakan, pembangkangan, penuh dengan tuduhan palsu, penilaian keliru tentang-Nya, berbuat jahat lawan kebenaran dan yang dimaksud firman-Nya. Dengan iman yang benar, mereka tahu mengikuti dan andalkan-Nya. Maka, manusia mengerti, mulai peduli pada Tuhan. IV Dengan kepedulian sejati, manusia punya ketaatan. Dari ketaatan 'kan ada pengabdian kepada Tuhan. Dari pengabdian sejati, ada balas budi tanpa syarat. Maka manusia tahu hakikat, watak, dan siapa Tuhan. Saat m'reka kenal Pencipta akan ada penyerahan diri. Hanya dengan ini, manusia dapat singkirkan sisi jahat. V Inilah keseluruhan proses dari "takut Tuhan, jauhi kejahatan" dan juga keseluruhan isi dari "takut Tuhan, jauhi kejahatan." Inilah jalan yang harus ditapaki tuk takut Tuhan dan jauhi kejahatan. dari "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru" Untuk membaca lebih lanjut firman Tuhan tentang takut akan Tuhan, silakan klik 【Cara Mengenal Tuhan】 Menu Firman Tuhan Percayadan Takut Akan Tuhan. Tue, 05/06/2008 - 11:58 — admin. [ Indeks] Sementara anda mempelajari Alkitab, anda akan mendapatkan berkat sebagai akibat menaruh percaya penuh di dalam Allah. Ayat-ayat Firman Tuhan berikut berbicara tentang "takut" akan Tuhan dan apa akibatnya jika kita memiliki sikap hormat sedemikian terhadap kedaulatanNya. Jakarta – Kata-kata bijak redup akan Allah patut anda baca dan jadikan pendorong untuk senantiasa menjaga kekudusan privat hidup sesuai kehendak Allah. Yap, kabur akan Tuhan di sini mengandung makna positif. Lain keluarbiasaan subversif, yang umum kita rasakan terhadap keadaan-hal biasa. 36 Alas kata-Kata Bacot Selamat Pagi Islami, Penuh Spirit dan Tenangkan Hati 32 Perkenalan awal-Perkenalan awal Mutiara Bijak Seputar Mengawasi Hidup dari Kaca Spion 40 Kata-Kata Kangen Gebetan, Bisa jadi Jurus Andalan Sebaliknya, takut akan Yang mahakuasa wajib dimiliki setiap orang beriman karena takut akan Yang mahakuasa yaitu pertama pengetahuan. Mengalir perlahan-lahan akan Yang mahakuasa menjadi tanda penghargaan basyar berketentuan akan keagungan Halikuljabbar serta bukti kesetiaan kepada-Nya. Mempunyai sifat menggermang akan Tuhan menjadi alarm peringatan sekaligus standar bagi orang percaya dalam segala apa hal. Takut akan Yang mahakuasa akan membuat kita tunduk tanpa paksaan atas apa perintah-Nya. Berdiri akan Allah akan memberi hamba allah berkepastian hikmat dan kedamaian. Dengan itu, ia akan lebih dempang dengan Allah dan kerap dalam penyertaan serta perlindungan-Nya. Anda dapat mendaras kata-prolog bijak mengirik akan Tuhan di saat senggang semoga makin mengena. Berikut ini kumpulan alas kata-kata bijak takut akan Tuhan, yang akan memotivasi serta melantangkan, dinukil dari Graciousquotes dan Inspiringquotes, Senin 20/9/2021 Berita video mini match pekan ketiga BRI Liga 1 2022/2022 antara Persipura Jayapura melawan Persija Jakarta pada Minggu 19/9/2021 malam perian WIB. Kata-Kata Bijak Takut akan Tuhan Ilustrasi kristiani, mengaji Alkitab, berdoa. Photo by Ben White on Unsplash 1. “Takut akan Tuhan adalah awal pecah hikmat, dan mereka yang tidak memiliki permulaan tidak n kepunyaan pertengahan atau akhir.” – John Bunyan 2. “Keadaan yang luar biasa tentang takut akan Tuhan ialah detik Anda mengirik akan Tuhan, Anda lain takut akan peristiwa lain.” – Oswald Chambers 3. “Takut akan Allah adalah penangkal terbesar menandingi rasa menggermang cucu adam.” – Anon 4. “Dia, nan tidak mengirik akan Tuhan, perlu takut akan segala sesuatu nan lain.” – Anon 5. “Pembelajaran manusia Masehi harus dimulai dengan takut akan Tuhan.” – Thomas Cranmer 6. “Semata-mata takut akan Sang pencipta yang dapat membebaskan kita berbunga rasa takut akan orang.” – John Witherspoon 7. “Karena iman adalah pemberian yang memberi makan semua yang tak, demikian juga ketakutan yakni rahmat yang menjaga semua yang bukan.” – William Secker 8. “Tidak ada dosa yang sejenis itu merajalela, begitu berbahaya, dan semacam itu dalam begitu juga dosa karena berdiri akan manusia lebih bersumber mengirik akan Tuhan.” – Kevin DeYoung Kata-Kata Bijak Takut akan Yang mahakuasa Ilustrasi sembahyang. Photo by cottonbro from Pexels 9. “Kita sangat takut pada manusia karena kami dulu abnormal agak gelap kepada Tuhan.” – William Gurnall 10. “Waktu ketakutan yakni hari kerjakan berketentuan.” – John MacBeath 11. “Takut akan turunan luluh, tetapi bersimbah akan Almalik makin kuat.” – Remigius 12. “Tapi, apa takut akan Tuhan ini? Itu adalah penghormatan nan munjung hidayah, nan dengannya anak Allah menundukkan diri-Nya dengan rendah hati dan lever-hati pada hukum Bapa-Nya.” – Charles Bridges 13. “Tidak suka-suka anak adam yang bertindak dengan kebijaksanaan kudrati setakat dia takut akan Sang pencipta dan berharap pada amnesti-Nya.” – William S. Plumer 14. “Jika Yesus dalam manusiawi-Nya senang akan agak gelap akan Sang pencipta, tentu kita perlu berpikir dalam-dalam serius untuk merabuk sikap ini dalam umur kita.” – Jerry Bridges 15. “Sama seperti kepatuhan kepada Halikuljabbar merupakan indikasi kasih kita kepada-Nya, demikian juga ialah bukti takut kita akan Allah.” – Jerry Bridges 16. “Takut akan Allah yakni anugerah nan mulia n domestik manusiawi Yesus yang sempurna. Biarlah itu menjadi eksamen predestinasi kita buat menjadi serupa dengan lembaga-Nya’.” Kata-Introduksi Bijak Takut akan Tuhan Ilustrasi berdoa. Photo by Thirdman from Pexels 17. “Dia, yang takut akan Tuhan, tidak tegak akan peristiwa lain.” – Edmund Burke 18. “Bukan ada nan lebih kuat untuk mengatasi pencobaan selain takut akan Tuhan.” – John Calvin 19. “Kebenaran bergerak doang berpangkal suatu prinsip – samar muka akan Tuhan.” – John Calvin 20. “Takut akan Sang pencipta yaitu akar dan bawah pecah semua kesahihan.” – John Calvin 21. “Merembas akan Tuhan meningkatkan sukacita rohani; itu adalah medali pagi yang mengantar kilat surya kenyamanan.” – Thomas Watson 22. “Menggermang akan Almalik yang serius yakni buku ketaatan dalam situasi apa pula.” – Alan Redpath 23. “Lain ada nan boleh mencerna kasih karunia Tuhan yang sejati, yang tidak mengenal samar muka akan Tuhan malar-malar dulu.” – Tozer 24. “Tegak akan Tuhan adalah dedikasi dan penjaga kebajikan lainnya.” – John Trapp Kata-Kata Bijak Takut akan Allah Ilustrasi berdoa. Photo by RODNAE Productions from Pexels 25. “Takutlah akan Sang pencipta, dan musuhmu akan takut padamu.” – Benjamin Franklin 26. “Jika seseorang merembah akan Allah, dia enggak punya alasan untuk takut akan situasi tak.” – Beth Moore 27. “Tegak akan Tuhan dan berkreasi keras.” – David Livingstone 28. “Takutlah akan Tuhan, ya, tapi jangan menggermang kepada-Nya.” – Spender 29. “Kehormatan sejati yaitu aliran keluar dari hati nan kabur akan Tuhan.” – John Bevere 30. “Kita harus takut akan Yang mahakuasa karena kasih, lain karena bersimbah.” – Santo Fransiskus de Sales 31. “Kalau kamu tidak ngeri akan Sang pencipta, takutlah pada impianmu, karena itulah cara Dia berbicara kepadamu.” – Skuat Lebbon 32. “Takutlah akan Halikuljabbar dan kamu tidak perlu meleleh pada orang bukan.” – Woodrow Wilson Perigi Graciousquotes, Inspiringquotes Dapatkan artikel kristiani berasal beragam tema bukan dengan mengeklik tautan ini. Source Posted by rwYP1If.
  • b6s259hqte.pages.dev/40
  • b6s259hqte.pages.dev/350
  • b6s259hqte.pages.dev/212
  • b6s259hqte.pages.dev/197
  • b6s259hqte.pages.dev/157
  • b6s259hqte.pages.dev/387
  • b6s259hqte.pages.dev/77
  • b6s259hqte.pages.dev/272
  • ilustrasi tentang takut akan tuhan